na INLIS000000000000699 20240220091428 0010-0224000045 ta 240220 | | | 607 607 WAN f WANDASARI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS BARUGAIA KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2023 / WANDASARI Bulukumba, 2023 ix, 116 hlm : ilus ; 26 cm Stunting ASI Eksklusif Status Gizi ABSTRAK Latar belakang : Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak bayi (0- 11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronik terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk anak seusianya. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor. Stunting Kab. Kep. Selayar masih tergolong cukup tinggi terkhusus di Puskesmas Barugaia Kec. Bontomanai dengan jumlah balita stunting sebanyak 92 balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat ASI eksklusif, status gizi balita, pengetahuan orangtua, dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Barugaia. Metode : jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian case control. Penelitian ini terdiri dari 80 sampel dengan teknik Random Sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 90.2% responden tidak ASI eksklusif mengalami stunting (p: 0.000), 100% responden dengan status gizi kurang mengalami stunting (p: 0.000), 96.4% responden dengan pegetahuan orangtua kurang mengalami stunting (p: 0.000), 80.9% responden dengan pendapatan keluarga < UMK mengalami stunting (p: 0.000). Kesimpulan : dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa riwayat ASI eksklusif, status gizi balita, pengetahuan orangtua, dan pendapatan keluarga berhubungan dengan tingkat kejadian stunting. Oleh karna itu perlunya penyuluhan informasi terkait pencegahan dan penanganan stunting pada masyarakat. Kata kunci : Stunting, ASI Eksklusif, Status Gizi, Pengetahuan, Pendapatan Perpustakaan Pusat 048/STIKES-PH/10/XII/23